Profile Facebook Twitter My Space Friendster Friendfeed You Tube
Kompas Tempo Detiknews
Google Yahoo MSN
Blue Sky Simple News Simple News R.1 Simple News R.2 Simple News R.3 Simple News R.4

bagaimana tampilan blog ini?

Pesan dalam botol

artikel ini sudah di klik sebanyak
kali
Ini bukan dongeng. Tapi kejadian nyata yang terjadi sejak dulu kala. Sejumlah kisah tentang pesan-pesan yang dimasukkan ke dalam botol dan dihanyutkan ke lautan. Sebuah cara pengiriman pesan yang tetap dikenang dalam sejarah manusia.
Pesan dalam botol (message in the bottle) adalah suatu bentuk komunikasi “kuno”. Caranya dengan menempatkan sebuah surat atau pesan singkat di dalam sebuah tabung kedap air (bisa drum, botol kaca, botol plastik atau kontainer khusus) dan dihanyutkan ke laut atau samudera. Biasanya pesan tersebut tidak ditujukan kepada alamat tertentu, karena sifatnya yang memang bisa mencapai wilayah mana saja tergantung arus laut. Karena itu, penggunaan pesan dalam botol biasanya dilakukan dalam keadaan darurat seperti pesan permintaan tolong yang dilakukan kapal tenggelam, kapal rusak, atau orang yang terdampar di pulau terpencil.
Namun karena ketidakefektifan dan terkesan “untung-untungan”, pengiriman pesan dalam botol ini pun akhirnya tidak termasuk dalam sistem pengiriman pesan formal. Namun masih banyak orang hingga kini yang memakainya sebagai bagian dari hiburan, kesenangan dan permainan. Bahkan istilah pesan dalam botol juga sudah mengalami perubahan makna. Bukan lagi pesan yang benar-benar disimpan dalam botol, tapi sudah mengandung frase (pengertian) mengenai sebuah pesan yang disampaikan lewat media, khusus dengan target tak terarah.
Botol memang sebuah wadah yang tepat untuk kondisi lautan. Sifat bahan pembuatnya yang dari kaca, menyebabkan botol tidak terkena erosi air, kerusakan akibat air asin dan sangat sulit diurai. Selain itu, botol tertutup rapat akan kedap air dan berisi udara di dalamnya yang memungkinkan terapung dalam waktu lama. Karena sifatnya yang mengapung, botol akan mengikuti arah angin dan arus laut, hingga berhenti saat terhempar ke pantai dan daratan.




















Dalam sejarah, catatan pertama penggunaan pesan dalam botol telah dilakukan pada tahun 310 SM oleh filsuf Yunani kuno Theophrastus, sebagai bagian dari eksperimen arus laut untuk memperlihatkan bahwa Laut Mediterania adalah satu aliran dengan Samudera Atlantik




















Lalu catatan lain juga membukukan bahwa Christopher Colombus (1451-1506) sang penjelajah dan penemu Benua Amerika (New World) menggunakan pesan dalam botol saat armada kapalnya dihantam sejumlah badai lautan. Ia memasukkan laporan singkat catatan perjalanannya dan pesan khusus untuk Ratu Spanyol ke dalam sebuah drum, lalu melemparkannya ke laut. Ia berharap agar pesan itu bisa diterima, walaupun ia tak selamat dari amukan badai.
Lantas di abad 16, Angkatan Laut Inggris menggunakan pesan dalam botol untuk memberi informasi kepada sesama armada kapal Inggris. Pesan itu memuat informasi intelijen penting mengenai posisi musuh dan keadaan perairan. Namun karena seringkali nelayan menemukan botol pesan itu lalu membukanya, pesan intelijen pun bocor.
Ratu Elizabeth I yang murka karena data intelijen sering dibuka dan akhirnya diketahui publik, kemudian menetapkan aturan khusus bahwa pesan dalam botol milik Angkatan Laut Inggris dan Kerajan Inggris tidak boleh dibuka sembarangan, kecuali oleh pejabat khusus pembuka pesan kerajaan “Uncorker of Ocean Bottles”. Pelanggaran terhadap perintah ini diancam hukuman mati.
Penggunaan pesan dalam botol dalam catatan paling modern dilakukan oleh “manusia perahu” pada Mei 2005. Sejumlah 88 perahu kaum migran ini diselamatkan dari lepas pantai Costa Rica setelah otoritas terdekat menemukan pesan dalam botol dari sebuah kapal nelayan yang merapat. Pesan dalam botol itu ternyata diikatkan oleh konvoi kapal-kapal pengungsi itu ke sebuah kapal nelayan yang melintas di dekat mereka. Isinya pesan singkat SOS memohon mereka diselamatkan.

Romantisme Pesan Dalam Botol

Ada satu kisah romantis yang tetap dikenang tentang pesan dalam botol. Kisah tentang sepasang anak manusia yang mulanya terpisah ribuan mil oleh lautan, namun akhirnya bersatu dalam ikatan cinta sejati. Perjodohan yang dibawa sebuah pesan dalam botol.
Adalah Ake Viking, seorang pelaut Swedia yang merasa sangat kesepian. Ia bekerja di sebuah kapal pesiar yang senantiasa mengarungi belahan dunia. Karena pekerjaannya di atas kapal, ia tak sempat bersosialisasi dengan kehidupan di daratan.
Pada tahun 1956, ia mencurahkan kerinduannya dalam sebuah surat. Dalam pesannya ia berharap akan menemukan seorang gadis pujaan hati untuk dipersunting sebagai istrinya. Ia meminta siapa saja wanita muda yang menemukan pesan itu agar membalas suratnya. Dengan untung-untungan pun ia memasukkan pesan itu ke dalam sebuah botol anggur bekas dan melemparnya ke tengah lautan.
Berbulan-bulan kemudian, seorang nelayan tua di Sisilia (Itali) menemukan pesan itu tersangkut di jalanya. Ia kemudian membuka botol itu dan membaca surat di dalamnya. Si nelayan membawa pulang pesan dalam botol itu dan dengan bercanda menunjukkan surat tersebut kepada putrinya, Paolina. Tergelitik keisengan dan rasa penasaran serta merasa bahwa ini semacam permainan yang mengasyikkan, Paolina membalas surat tersebut ke alamat perusahan kapal pesiar tersebut.
Dalam bulan-bulan berikutnya suratnya berbalas, Ake Viking dan Paolina kemudian terlibat intens dalam surat menyurat tanpa pernah bertemu. Obrolan korespondensi menjurus hal-hal romantis dan hubungan mereka semakin menghangat.
Dua tahun kemudian, Ake Viking mengambil cuti mengunjungi Paolina di Sisilia. Jodoh pun terpaut dan Ake Viking berjanji untuk kembali lagi. Pada musim gugur 1958, Ake Viking kembali ke Sisilia dan melamar Paolina pada pertemuan kedua mereka. Kedua sejoli ini pun akhirnya menikah di tahun itu juga. Wah!

Kisah-kisah Pesan Dalam Botol

Banyak fakta yang berhubungan erat dengan pesan dalam botol. Kisahnya berbau sains, misteri dan romantisme… namun memang sarat nuansa humanis. Hanya berawal dari sebuah pesan dalam botol!
Satu kisah nyata memilukan yang misterius berasal dari catatan Chunosuke Matsuyama. Ia adalah seorang pelaut Jepang yang menjadi korban kapal karam bersama 44 krunya di tahun 1784. Dalam pelayaran, kapal mereka dihantam badai dan karam di lautan Pasifik. Matsuyama dan sejumlah krunya yang selamat terdampar di sebuah pulau karang terpencil di Pasifik.
Setengah putus asa melihat rekannya satu persatu tewas kelaparan, Matsuyama menuliskan tragedi yang menimpa mereka di atas sebuah kulit kayu lalu memasukkannya ke sebuah botol. Setelah menyegel botol agar kedap air, ia melemparkannya ke lautan.
Kira-kira 150 tahun kemudian di tahun 1934, pesan dalam botol yang dituliskan Matsuyama tersapu ombak dan mendarat di pantai berpasir di desa kelahirannya. Tak ada penjelasan yang bisa menjawab bagaimana pesan itu bisa sampai di desa kelahiran Matsuyama?

Pesan dari Medan Perang

Keanehan lain datang dari medan pertempuran Perang Dunia I. Saat berlayar melintasi Selat Inggris (English Channel) menuju front tempur (1914), seorang prajurit infantri Inggris Thomas Hughes yang didera kerinduan pulang ke rumah menulis sebuah surat untuk istrinya. Surat itu dimasukkannya ke dalam sebuah botol kedap air dan dilemparnya ke lautan. Dua hari kemudian konvoi kapal mereka diserang dan Thomas Hughes dilaporkan tewas dalam pertempuran itu.
Delapan puluh lima tahun kemudian di bulan Maret 1999, seorang nelayan menemukan sebuah botol tua yang berisi pesan dari muara Sungai Thames. Ia membaca pesan tersebut lalu menempuh perjalanan ke Auckland, Selandia Baru untuk mengantarkan surat itu secara langsung kepada putri Hughes. Putri Hughes berusia 86 tahun itu sangat terharu. Ini adalah satu-satunya surat yang pernah diterimanya dari sang ayah, seumur hidupnya.
Kisah lain berasal dari dua tentara Australia di masa PD I. Dalam perjalanan menuju front tempur di Prancis, mereka sepakat membuat surat untuk ibunya. Mereka memasukkan surat tersebut ke dalam botol dan melarungnya ke laut.
Kedua tentara ini dilaporkan tewas dalam pertempuran di Prancis. Namun pesan dalam botol itu ditemukan 37 tahun kemudian. Botol itu terdampar di pantai Pulau Tasmania pada tahun 1953. Surat itu diantarkan kepada kedua ibu serdadu itu dan mengenalinya sebagai tulisan tangan asli anaknya.
Pesan lain muncul dari sebuah botol yang lolos dari medan perang Eropa-Afrika. Sebuah pesan dalam botol ditemukan dari pantai Maine AS, 1944. Pesan itu berisi laporan singkat: “Our ship is sinking. SOS didn’t do any good. Think it’s the end. Maybe this message will get to the US some day” (Kapal kami tenggelam. SOS tidak berbalas. Kami habis. Mungkin suatu saat nanti, pesan ini akan mencapai Amerika Serikat).
Setelah diteliti, ternyata pesan itu berasal dari kapal Perusak USS Beatty (DD-640), yang dihantam torpedo armada Jerman di laut wilayah barat, laut Afrika dan karam tak jauh dari selat Gibraltar pada 6 November 1943 saat Perang Dunia II.

Sebuah Penyelamatan

Tak selamanya pesan dalam botol terlambat tiba. Akibat sebuah pesan dalam botol, sekelompok pelaku pemberontak di atas kapal (mutiny) ternyata berhasil ditangkap. Kejadiannya bertahun 1875.
Di atas kapal layar bertiang tiga (bark) Lennie milik Canada, terjadi pemberontakan seluruh kru terhadap sejumlah perwira kapal. Kapal tersebut diambil alih dan menyisakan seorang perwira rendah yang memahami navigasi dan sistem kemudi kapal. Ia mengarahkan kapal menuju perairan Prancis dan mengatakan pada para pemberontak bahwa mereka berada di wilayah Spanyol. Saat itu si juru mudi melemparkan sejumlah pesan dalam botol tentang tragedi di atas kapal.
Ternyata salah satu pesan dalam botol ditemukan otoritas Prancis dan langsung meresponnya. Masih berlayar di perairan Prancis, kapal tersebut dihentikan Angkatan Laut Prancis dan seluruh kru yang memberontak ditangkap. Para pemberontak heran, mengapa aksi pemberontakan mereka bisa diketahui otoritas Prancis. Kekuatan sebuah pesan dalam botol.

Pesan “Ilmiah” dalam Botol

Berawal dari kebiasaan mengirimkan pesan dalam botol, akhirnya sebuah temuan ilmiah terjadi. Yaitu pemetaan aliran arus teluk dan peta arus laut (Gulf Stream Map) oleh Benjamin Franklin. Ia yang pertama kali melakukan pemetaan aliran arus teluk yang melengkapi peta arus laut yang dasarnya dipakai hingga kini.
Sejumlah percobaan telah dilakukan dan menyimpulkan bahwa sangat sulit memprediksi arah hanyut sebuah botol di laut lepas.
Ada percobaan menggunakan dua botol dilarungkan ke laut secara bersamaan dari lepas pantai Brazil. Botol pertama hanyut selama 130 hari dan ditemukan di pantai Afrika. Botol yang lain hanyut ke arah barat laut selama 190 hari dan terdampar di Nikaragua.
Penelitian lain, membuktikan bahwa arah botol yang terapung di laut tergantung pada kecepatan angin dan arus laut. Bisa saja botol tersebut terapung-apung mengikuti arah angin, meniupnya seiring gelombang air. Atau terseret arus teluk dan arus laut yang membawanya dengan kecepatan 4 knot sejauh 100 mil per hari.
Perjalanan botol terjauh dan terlama dalam eksperimen adalah botol yang dijuluki Flying Dutchman (namanya sesuai legenda tua kapal hantu yang terapung di laut lepas). Dilemparkan pertama kali dalam ekspedisi ilmiah ilmuwan Jerman pada 1929 di wilayah selatan Laut Hindia. Di dalamnya ada pesan singkat yang memohon penemu botol itu agar menuliskan lokasi ditemukan botol itu dan kemudian melemparnya kembali ke laut.
Eksperimen si Jerman membuktikan bahwa botol pesan itu melambung ke Amerika Selatan melintasi Atlantik, lalu kembali ke Samudera Hindia dan terdampar di perairan Barat Australia pada 1935. Tercatat bahwa botol itu mengarungi samudera sejauh 16.000 mil selama 2.447 hari (sekitar 6,5 tahun) dengan kecepatan jelajah rata-rata 6 mil laut perhari.
Temuan paling penting dilakukan Benjamin Franklin. Ketika dia menjabat sebagai kepala kantor pos Inggris untuk koloni Amerika, ia menyadari bahwa para kapten kapal penangkap paus mengetahui arus laut lebih baik ketimbang mitranya dari Inggris. Kapal-kapal Amerika menyeberangi Laut Atlantik jauh lebih cepat dibandingkan kapal-kapal Inggris untuk mengantarkan paket pos. Ia pun menyusun sebuah peta berdasarkan pengetahuan para pelaut penangkap paus dan informasi yang diperolehnya dengan menjatuhkan sejumlah botol dengan instruksi tertulis ke dalam arus teluk laut (gulf stream) dan meminta siapa-siapa yang menemukanya untuk mengembalikan botol-botol tersebut.
Berdasarkan semua informasi itu, ia pun mengaplikasikannya menjadi sebuah peta arus laut. Ia pun menjadi pencipta peta Gulf Stream pertama dan menerbitkannya tahun 1770 bersama rekannya, kapten kapal penangkap paus Timothy Folger. Kopian peta tersebut sempat hilang selama hampir 200 tahun hingga akhirnya ditemukan di Prancis.

Sayembara Nasional

artikel ini sudah di klik sebanyak
kali

Penjelasan Mengenai Sayembara dapat diunduh disini.
Formulir Pendaftaran Sayembara dapat diunduh disini.


LATAR BELAKANG


       Keberagaman budaya Indonesia dalam segi arsitektural telah memiliki solusi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang biasa dihadapi penduduk lokal, seperti iklim tropis, serangan binatang buas, masalah geologi, dan lain-lain. Sebagai contoh, bahan yang digunakan sebagai konstruksi dan fasade bangunan adalah kayu, bambu, dan bahan-bahan alami lainnya. Hal ini dikarenakan melimpahnya bahan tersebut pada saat itu. Tidak hanya itu, konstruksi yang digunakan merupakan teknologi konstruksi sederhana yang tahan gempa sesuai dengan kondisi geologi kepulauan Indonesia yang terbagi atas lempengan-lempengan.
          Dewasa ini, bahan-bahan alami semakin langka karena banyaknya eksploitasi dan kurang sadarnya masyarakat untuk menjaga kelestarian sumber daya alam, sehingga bahan dan konsep tersebut mulai ditinggalkan sebagian besar masyarakat dan beralih ke teknologi yang diciptakan negara Barat, terlebih pada bangunan-bangunan komersial tersebut kurang sesuai dengan konsep budaya Indonesia.
          Oleh karena beberapa permasalahan tersebut di atas, dibutuhkan bangunan komersial yang mempunyai gabungan antara sains dan teknologi sesuai dengan konsep budaya Indonesia sehingga tidak terpaku dengan teknologi di jaman dahulu dan tidak berkembang, serta sesuai dengan konteks perkotaan (urban) yang ada di lokasi tapak, sehingga bangunan tersebut diharapkan dapat bertahan sampai 15 tahun ke depan, bahkan lebih.


KETENTUAN SAYEMBARA
  1. Peserta sayembara terdiri dari kelompok (maksimal 3 orang) atau individu.
  2. Bangunan yang didesain berjenis bangunan komersial
  3. Lokasi bebas, bisa diasumsikan lahan kosong, luas maksimum tapak 5000 m2
  4. Bangunan terletak di daerah urban
  5. Penggunaan material menggunakan material yang ada di daerah sekitar   tapak yang akan dibangun, maksimal radius 25 km dari tapak
  6. Tinggi bangunan maksimal 8 lantai (disesuaikan dengan kebutuhan ruang)
  7. Desain bangunan harus tanggap terhadap iklim dan lingkungan sekitar
  8. Produk yang dihasilkan berisi gambar konsep, siteplan, layout plan, tampak, potongan, serta perspektif 3D.
  9. Hasil karya dikirimkan dalam format .jpg dengan kualitas 300 pixel/inch. Format penyajian hasil karya berukuran kertas A3 maksimal 3 lembar.
  10. Peserta hanya bisa mengirimkan maksimal 2 hasil karya.


PENDAFTARAN SAYEMBARA
Batas Akhir Pendaftaran dan Pembayaran : 10 Maret 2011 pukul 21.00
Tempat Pendaftaran :
1. On the spot
    Himpunan Arsitektur Brawijaya
    Lantai 2 Gedung Kemahasiswaan
    Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
    Jl. MT. Haryono 167, Malang 65145
2. Online
    Formulir pendaftaran dapat diunduh di blog 
    www.archubpost.blogspot.com dengan menyertakan 
    scan bukti pembayaran

Biaya pendaftaran : Rp 50.000,00 ditransfer ke rekening:
BCA
a/n Christian Putra S
No. Rekening 3850345090
Bank Mandiri
a/n Desetrieke Firosa Adani
No. Rekening 1440006561010


PENGUMPULAN HASIL DESAIN
Hari & Tanggal : 16 Maret 2011
Pengumpulan dikirim ke e-mail panitia archubpost@yahoo.com, berakhir pukul 21.00


PRESENTASI DAN PENGUMUMAN JUARA
Dari seluruh peserta akan disaring 10 karya yang berhak dipamerkan pada Seminar Nasional tanggal 26 Maret 2011. Dari 10 nominasi ini dipilih 3 finalis yang diundang untuk mempresentasikan hasil karyanya pada saat seminar dan memperebutkan Juara I.

Hari & Tanggal  : Sabtu, 26 Maret 2011
Tempat            : Convention Hall Balai Agung Majapahit

                          Hotel Santika Premiere Malang


HADIAH
Juara I Rp 7.500.000,00 + sertifikat juara + trophy
Juara II Rp 5.000.000,00 + sertifikat juara + trophy
Juara III Rp 2.500.000,00 + sertifikat juara + trophy

Seluruh peserta sayembara akan mendapatkan sertifikat peserta.


DEWAN JURI

Ridwan Kamil, arsitek
Ciputra, arsitek/enterpreneur


CONTACT PERSON

Nina (085646454421)

The Future According to Radiohead

artikel ini sudah di klik sebanyak
kali
Sunday afternoons, Thom Yorke enjoys taking his kids to Oxford University's Museum of Natural History, a stately, neo-Gothic building on the outskirts of the city center. They wander around the grand atrium, past the skull of the humpback whale, propped up like a massive bear trap, and the stuffed dodo bird behind glass, and the creepy statues of Great Men of Science. The statues are extremely lifelike except for their eyeballs, which, thanks to some odd sculptorial decision, have been rendered as entirely blank orbs, giving boyish, pensive Newton and bearded, stoic Darwin and an unreasonably furious-looking Aristotle all terrifying dead-eyed stares. And, of course, Yorke's kids love the enormous dinosaur skeletons, which dominate the room, rearing up in fearsome poses.
Approximately 150 years earlier, a sickly, stuttering Oxford mathematician named Charles Dodgson would come to the museum with his college dean's young daughter, Alice Liddell; to entertain her, he would make up fantastic stories about the dodo and various other animals, which he eventually published under his pen name, Lewis Carroll, as Alice's Adventures in Wonderland. Yorke, who is thirty-nine — he has a three-year-old daughter and a six-year-old son — also occasionally writes about animals, though not in a way meant to delight children. "Myxomatosis," from the 2003 Radiohead album, Hail to the Thief, is named for a horrible disease that kills rabbits and opens with the line "The mongrel cat came home holding half a head...." Then there is "Weird Fishes/Arpeggi," a track on the most recent Radiohead album, In Rainbows, in which Yorke imagines himself at the bottom of the ocean being nibbled upon by fish and worms. Pluralizing "fish" as "fishes" is an unusual choice, and whenever Yorke howls the words "weird fishes," the questionable grammar makes him sound like a demented schoolboy.
This article appeared in the February 7, 2008 issue of Rolling Stone. The issue is available in the online archive.
The rest of the song has a muffled, underwater quality, with the titular arpeggio underlaid by a spare, insistent percussion and the guitar notes occasionally warping to sound like a steel drum might be buried deep in the mix. In another strange turn of phrase, Yorke croons, "Your eyes, they turn me," creating an interesting tension by never adding the expected "on." With all of the references to freedom — "why should I stay here"; "everybody leaves if they get a chance" — the song could almost pass for a morbid parody of early Springsteen, as if the protagonists of "Thunder Road" had busted loose from small-town Jersey by throwing themselves off a bridge. "Hit the bottom," Yorke sings in the final lines, "and escape."
A few blocks from the natural-history museum, Yorke arrives for an interview at the Old Parsonage, a centuries-old building — Oscar Wilde lived here as a student — since turned into a quaintly cluttered inn. Yorke's face is furrowed and unshaven, and though he certainly looks his age, perhaps older, he's also the most boyish member of Radiohead, small, fidgety and, this morning, wearing jeans, a gray hooded sweatshirt and a knapsack with the straps stretched over both shoulders. (When guitarist Ed O'Brien shows up an hour later and sits beside Yorke, it's like a study in contrasts, stark examples for schoolchildren on how good and bad boys should behave: There's Yorke, squirming, hair a spiky mess, occasionally putting his head down or wiping his nose with his sleeve, while O'Brien, at six-five nearly a foot taller than Yorke, demonstrates unnervingly perfect posture, barely even moving his head as he speaks in precise tones.)
We're in a side room off the lobby. A Japanese businessman is sitting at a table in the corner, typing silently on a laptop as he waits to check in, while flames crackle in the hearth. "Big fire," Yorke notes, then murmurs, "They should use a stove. More efficient." Yorke's left eye is damaged from a series of operations he had as a child and is now stuck in a permanent downward list. But this morning both eyes are nearly squinted shut, and he has a sleepy grin. His daughter has a cough, and he's been up all night.

Gedung Baru DPR | Gambar Foto Dan Kronologi Rencana Pembangunan Gedung DPR RI

artikel ini sudah di klik sebanyak
kali
Gedung DPR RI sepertinya akan mengalami kemajuan yang pesat dan semakin mewah dengan adanya pembangunan gedung baru dpr tersebut. Bukanlah harga yang murah atau harga yang kecil untuk membiayai semua pembangunan gedung dpr yang baru nantinya. 
Ya, Jika dihitung rata-rata, harga satu ruangan anggota DPR itu Rp 2,8 miliar. Ck ck kc, bukan main bukan harganya? Nilai tersebut di kali berapa anggota DPR yang mendiami bangunan gedung dpr baru nantinya, jadi berapa coba? pasti banyak bener dahh, kalo buat beliin cendol bisa sampe 7 kolam renang besar sampe penuh tuh...
Kira – kira total Pembangunan Gedung DPR baru yang menelan biaya sekitar Rp 1,6 triliun. Dan dari gedung baru dpr tersebut yang kira kira sekitar 1,6 triliun tersebut, ada berita yang menuliskan bahwa Gedung Dewan Perwakilan Rakyat yang akan dibangun dengan biaya Rp 1,6 triliun rencananya akan dilengkapi ruang khusus untuk rekreasi dan ada juga yang menuliskan ada juga ruang yang sepertinya digunakan sebagai Restaurant. Seperti di kutip dari metrotvnews:

Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso menyatakan, rencana mendirikan restoran respresentatif di dalam gedung baru DPR tidak masuk akal. Rencana itu dinilainya mengada-ada.
Sebelumnya, DPR sendiri berencana melengkapi gedung baru dengan fasilitas relaksasi berupa spa dan kolam renang. Tapi hal ini kemudian dibantah Ketua DPR sekaligus Ketua Badan Urusan Rumah Tangga DPR Marzuki Ali serta Wakil BURT DPR Pius Lustrilanang.
Priyo menekankan, pembangunan gedung baru DPR memang diperlukan. Terutama untuk membuat sebuah ruangan respresentatif guna menerima tamu kenegaraan. Ini pun ada di beberapa parlemen negara lain.

gambar gedung dpr baru










        

Berikut ini Kronologi Rencana Pembangunan Gedung DPR RI yang dikutip langsung dari situs DPR (www.dpr.go.id/id/sosialisasi-gedung/kronologi ):
  1. Didasarkan atas perubahan jumlah anggota dewan yang tiap periode bertambah, serta tidak mencukupinya Gedung Nusantara I untuk dapat menampung aktifitas anggota DPR RI.
  2. Saat ini tiap anggota DPR RI di Gedung Nusantara I menempati ruang seluas ± 32 m2, diisi 1 anggota, 1 sekretaris, dan 2 staf ahli. Kondisi ini dianggap tidak optimal untuk kinerja dewan.
  3. Dalam rangka penataan Kompleks DPR, maka BURT menyusun TOR Grand Design Kawasan DPR RI. Pada Tahun 2008, Setjen DPR RI melakukan Lelang untuk Konsutan Review Masterplan, AMDAL, dan Audit Struktur Gedung Nusantara, yang menghasilkan Blok Plan Kawasan DPR/MPR RI (Oktober 2008).
  4. Pada 2 Februari 2009, PT. Virama Karya (Konsultan Masterplan, AMDAL, dan Audit Struktur) memaparkan Blok Plan Kawasan MPR/DPR RI pada Rapat Konsultasi Pimpinan DPR dengan Pimpinan Fraksi serta Pimpinan BURT. Rapat meminta Konsep Blok Plan disempurnakan.
  5. Pada 18 Mei 2009, diadakan Rapat Dengar Pendapat antara Steering Committee Penataan Ulang dengan IAI, INKINDO dan PT. Yodya Karya memutuskan untuk mengadakan lokakarya dalam rangka mendapatkan masukan-masukan mengenai Komplek Gedung MPR/DPR/DPD RI.
  6. Pada 24-25 Juni 2009 diadakan Lokakarya Penataan Ulang Komplek MPR/DPR/DPD RI dan hasil Penyempurnaan Master Plan telah disampaikan ke BURT.
Berikut ini beberapa rancangan gambar / foto rancangan Rencana Pembangunan Gedung DPR RI:

foto gedung baru dpr


foto / gambar gedung baru dpr


foto / gambar gedung baru dpr


foto / gambar gedung baru DPR


foto / gambar gedung baru dpr
foto / gambar gedung baru dpr

Pembangunan Gedung Baru DPR dinilai seperti sangat berlebihan! Terlebih lagi masih ada saja kasus kasus korupsi dan kemiskinan oleh rakyat jelata. Coba bayangkan dengan anggaran segitu banyaknya JIKA untuk realisasikan oleh warga yang kurang mampu atau untuk kepentingan lain yang berguna bagi orang banyak.
Namun, dari pembangunan gedung dpr ini, bukan berarti semua anggota dpr setuju atas pembangunan gedung baru DPR ini. Pembangunan Gedung DPR baru yang menelan biaya sekitara Rp 1,6 triliun, ternyata tidak didukung oleh semua anggota DPR, salah satunya adalah Pramono Anung dari fraksi PDI Perjuangan.
Dalam twitternya, Rabu (1/9/2010) pagi, Wakil Ketua DPR ini mengungkapkan sikap dia atas pembangunan Gedung DPR yang rencananya bakal dilengkapi ruang rekreasi termasuk spa dan kolam renang.
“Sebagai Pimpinan DPR, terus terang saya malu dengan rencana pembangunan gedung DPR yang baru, tidak sensitif dan jauh dari rasa keadilan masyarakat,” sebutnya.
Pramono mengaku, rencana pembangunan itu belum pernah diputuskan dalam forum rapat pimpinan. “Saya akan minta untuk dievaluasi atau ditunda,” tambahnya.
Apa karena gedung dpr miring ya? ;) sepertinya bukan…

paint it black

artikel ini sudah di klik sebanyak
kali

good riddance

artikel ini sudah di klik sebanyak
kali

cara merancang website bisnis yang menarik

artikel ini sudah di klik sebanyak
kali
Sudahkah anda memiliki website bisnis internet? Bagaimana membuat website bisnis yang memikat pengunjung.

Kebanyakan orang yang baru melibatkan diri di bidang bisnis di internet, mereka akan menghabiskan banyak waktu untuk membangun website bisnis pertama. Seringkali mereka akan berusaha untuk membangun website yang cantik, penuh grafik, gambar animasi, gambar-gambar menarik, huruf-huruf yang beraneka rupa dan warna dan lain-lainnya.
 
Namun, banyak pula keluhan di beberapa situs forum diskusi dari pelaku bisnis online yang mengeluhkan website mereka yang tak kunjung mendatangkan hasil (uang) untuk mereka. Bahkan, website mereka tidak mendatangkan hasil?

Seorang blogger dari kabupaten kepulauan selayar yang cukup aktif di bisnis internet, Aying, menemukan sejumlah masalah yang dihadapi para pemilik website seperti disebutkan dalam blognya. Berikut ini beberapa masalah yang sering muncul:

1) Terdapat link-link grafik yang tidak berfungsi. Bila diklik, tidak me-link ke halaman apapun. Ada juga web yang harus melalui beberapa lapis link untuk menuju ke halaman lainnya.

2) Navigasi halaman terlalu rumit sehingga membingungkan pengunjung.

3) Halaman depan website tidak menjelaskan topik utama dari website. Jika menjual produk, tidak jelas produk atau jasa apa yang dijual. Yang disajikan hanya gambar-gambar cantik, tapi tidak membuat pengunjung mengerti. Gambarnya lebih banyak dari pada sales copy.

4) Masalah yang paling besar, website tersebut memakan waktu yang sangat lama untuk loading. Setiap berpindah halaman, pengunjung harus menunggu lama agar halaman web bisa ditampilkan secara sempurna.

Aying memberikan contoh, Marcus Friend dari www.plentyoffish.com. Dia memiliki sebuah website tentang “dating” yang sangat sukses. Namun jika berkunjung ke websitenya, anda akan melihat website yang tampak biasa-biasa saja. Tidak ada grafik yang canggih. Mungkin anda akan menilai website tersebut sebuah website yang jelek. Tapi kenyataannya Markus memperoleh puluhan ribu dolar per bulan hanya dari Google AdSense saja.

Salah satu website Corey Rudl (pendiri marketingtips.com), yaitu www.CarSecrets.com, terlihat simpel tetapi mendatangkan puluhan ribu dolar sebulan melalui penjualan ebook “Car Secrets” tanpa memerlukan disain website yang dahsyat.

Mungkin anda pernah melihat website para guru bisnis online seperti Mike Filsaime, Brad Callen, Ken Evoy, Ewen Chia, Rosalind Gardner dan Perry Marshal? Semuanya simpel saja. Tetapi pesan yang disampaikan sangat jelas dan navigasinya tidak membingungkan.

Lalu, apa rahasia website-website “jelek” tersebut?

Ciri utama situs web yang sukses adalah memiliki trafik tinggi yang relevan.

Lalu apa kaitannya website cantik/jelek dengan trafik?

Internet, selain dianggap sebagai jaringan komunikasi, ia juga merupakan makanan para “robot” dari search engine. Robot search engine atau juga dikenal dengan “spider”, senantiasa mencari “makanan” berupa data-data baru dari internet. Data-data baru tersebut bisa dalam bentuk website baru, blog, forum online yang diupdate dan apa saja yang online di internet.

Spider search engine akan terus berkeliling dunia online untuk mencari data-data baru dan bila ditemukan, ia akan pulang ke search engine (contohnya Google, Yahoo, MSN, dsb) dan memberitahu search engine tentang data yang dia jumpai.

Ciri-ciri website penjualan yang baik adalah:

1) Cepat untuk di loading
2) Mempunyai topik yang spesifik.
3) Navigasi yang jelas
4) Memberikan informasi yang berguna dan unik
5) Memberi informasi yang jelas tentang produk atau layanan anda.
6) Mempunyai proses penjualan dan pembayaran yang mudah.
7) Jujur, jangan menipu pembeli.

Website yang cantik, kapan harus digunakan?
Yaitu jika anda seorang disainer dan ingin memperlihatkan hasil karya anda.
Lebih detailnya, silahkan tengok di blog Aying

Jejaring Sosial dan Demokrasi 2.0

artikel ini sudah di klik sebanyak
kali


Kolom - Sejumlah media mengangkat pernyataan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro tentang situs jejaring sosial Twitter sebagai ancaman non-militer bagi negara.

Meski kemudian diperjelas bahwa maksud Menhan menyatakan hanyalah ingin menjelaskan bahwa ancaman non-militer yang terjadi di cyber media dapat dilakukan oleh pihak-pihak tertentu dengan menggunakan situs jejaring sosial seperti Twitter, Facebook, dan lain-lainnya.

Situs jejaring sosial tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk menyebarkan informasi rahasia seperti data intelijen, data pribadi, dan lainnya yang dapat merugikan masyarakat, bangsa dan negara.

Sebenarnya, apa yang disampaikan Menhan bukanlah hal baru. Peran internet dalam perang informasi dewasa ini cukup signifikan. Namun melihat bahwa ada upaya pemblokian internet di Mesir, yang saat ini memasuki masa krisis dimana terjadi perlawanan terhadap rezim Presiden Husni Mubarak, maka diasosiasikan bahwa Indonesia akan mengalami hal yang sama bahwa internet akan diblok, khususnya jejaring sosial seperti Twitter.

Netizen pun berkicau di Twitter. Dan karena Indonesia sebagai  the "Twitter Capital of Asia", maka kicaupun kian nyaring dan bersahut-sahutan.

***
Perkembangan internet saat ini mengarah pada user generated content--publik sendiri yang mengkreasikan konten atau dikenal dengan web 2.0. Dan yang menarik, perkembangan internet dengan jejaring sosialnya menampakkan perkembangan cukup signifikan.

Untuk Facebook misalnya, saat ini kita berada di posisi nomor dua pengguna Facebook di dunia dengan 34 jutaan pengguna, di abwah Amerika Serikat dengan 134 juta pengguna. Catatan Alexa.com, Facebook menempati urutan pertama situs yang paling diakses dari Indonesia.

Sementara untuk Twitter, Indonesia mendapat julukan Kota Twitter di Asia. Begitu sering topik atau isu yang hangat di Indonesia atau menyangkut Indonesia menjadi trending topics. Sebut saja dari nama Irfan Bachdim, BePe, Malaysiacheatlaser sampai generasi "Alay".

Peran Facebook juga tidak kecil. "Gerakan 1.000.000 Facebookers Dukung Chandra Hamzah & Bibit Samad Rianto" menjadi faktor pendorong bebasnya dua unsur pimpinan KPK tersebut terkait kasus yang dinyatakan kepolisian sebagai "penyalahgunaan wewenang".

Gerakan Facebooker lainnya yang juga cukup berhasil adalah dukungan terhadap Prita Mulyasari, ibu rumah tangga yang ditahan karena berseteru dengan rumah sakit. Prita ditahan karena mengirim e-mail keluhan pelayanan RS Omni Internasional ke beberapa teman.

***
Hanya memang, tidak semua seruan mendapat respons masyarakat. Ketika banyak seruan melalui jejaring sosial untuk mengenakan pita hitam sebagai "kelanjutan" dukungan terhadap KPK, diakui atau tidak, seruan tidak banyak dilakukan. Sebab, bentuk persetujuan dukungan lewat jejaring sosial amat mudah.

Di Facebook tinggal klik, di Twitter tinggal Re-Tweet atau tambah komentar sesuka hati.  Berbeda dengan realitas. Pita harus dicari bahkan dibeli, untuk demo bersama tentu juga butuh dana, sehingga akhirnya hanya sebatas dukungan online saja.

Namun, bukan berarti jejaring sosial dapat diabaikan. Jika ada pihak yang pandai menggerakkan komunitas yang online menjadi offline, apalagi dengan mengusung isu satu "musuh bersama", bukan tidak mungkin jejaring sosial dapat menjadi kendaraan meraih simpati publik, yang meluas memicu kekuatan rakyat. Koin Peduli Prita sebenarnya arahnya ke sana.

Karena itu, sebelum itu terjadi, galangan opini maupun isu yang mengemuka melalui jejaring sosial tetap perlu menjadi perhatian. Tidak perlu diblokir internet atau Twitter nya.

Berikan informasi yang jujur pada masyarakat, jawab keluhan rakyat dengan cepat dan berikan bukti hasil kerja bukan sekadar citra. Sebab perkembangan demokrasi web 2.0 tetap lebih berbiaya murah dan potensi kerusakan yang dihasilkan tak semenakutkan jika ratusan ribu orang berkumpul untuk berdemo.

Perlu disepakati bahwa inilah kedewasaan demokrasi sebenarnya, berpendapat tanpa harus dengan kekerasan. Dan kita semua harus yakin, kita akan menjadi kampiun demokrasi dan negara besar, dan semua itu dimulai dan melalui dunia maya.


** Penulis merupakan pengamat Teknologi Informasi. Dapat dihubungi melalui twitter: @herusutadi atau email: herusutadi@hotmail.com
 

My Blog Feeds »

Follow This Blog

@zQheert All right reserved | Template design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates